Pemerintah akan mempercepat pembangunan infrastruktur jaringan gas bumi (jargas) di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, infrastruktur jargas sangat diperlukan karena di banyak negara memanfaatkan gas alam untuk sumber kebutuhan energi rumah tangga termasuk juga untuk kebutuhan hotel dan tempat rekreasi. Hadirnya infrastruktur jargas diyakini akan bisa mengurangi penggunaan tabung gas di masyarakat.
Pembangunan jaringan gas kota merupakan upaya pemerintah selain untuk menghemat devisa, juga mempermudah masyarakat untuk bisa mendapatkan energi di rumah. "Kita harus mengoptimalkan itu. Kenapa harus kita lakukan? Karena kita harus menghemat devisa karena impor elpiji kita sudah kurang lebih 5 6 juta ton per tahun," ungkap Arifin dalam keterangannya, dikutip Rabu (17/1/2024). "Tidak lagi harus gotong gotong elpiji melon 3 Kg, cukup buka keran. Inilah yang memang harus kita upayakan," sambungnya.
Saat ini Kementerian ESDM tengah mengkebut pembangunan infrastruktur gas Cirebon Semarang Tahap II, dan ditargetkan rampung tahun 2025. Pembangunan Infrastruktur Jargas Dikebut, Gantikan LPG Kemasan Tabung Para Penjahat Ekonomi Oplos LPG Bersubsidi ke Tabung LPG 12 Kg di Sidoarjo
Ditreskrimsus Polda Bangka Belitung Bekuk Pelaku Pengoplos Tabung LPG, Ini Ciri Tabung yang Dioplos Transisi Energi, Pembangunan PLTS 500 Megawatt Proyek Hijaunesia Dikebut 400 Tabung LPG 3 Kg Disiapkan Pertamina Marisa untuk Masyarakat
Dukung Akses ke Bandara Dhoho, Pembangunan Jembatan Jongbiru Kediri Dikebut Target Rampung 2024, Pembangunan Tol Padang Sicincin Tahap Dua Dikebut Pembangunan Tol Padang Sicincin Tahap Dua Dikebut, Target Rampung 2024
Dia berharap pembangunan infrastruktur gas bumi lainnya, seperti pipanisasi Dumai Sei Mangkei segera dimulai untuk mengantisipasi tambahan produksi dari Blok Andaman yang menyimpan cadangan besar. Cadangan ini selanjutnya untuk menjamin kebutuhan gas domestik, termasuk untuk jaringan gas kota (jargas). "Kita juga harus masih membangun infrastruktur untuk bisa mengakomodasi tambahan pasokan gas gas dari hasil produksi baru yang bisa dioptimalkan. Jadi proyek transmisi gas Cirebon Semarang harus diselesaikan di awal tahun 2025," papar Arifin.
"Kemudian kita juga harus memulai program pembangunan transmisi di koneksi antara Dumai dan Sei Mangkei untuk mengantisipasi tambahan produksi dari blok Andaman," lanjutnya. Pembangunan infrastuktur gas, sambung Arifin, untuk menampung tambahan produksi gas dari Blok Andaman sehingga pasokan gas untuk kebutuhan domestik dapat lebih terjamin. "Jadi memang pembangunannya akan memakan waktu beberapa tahun dan ini harus disesuaikan untuk bisa menampung tambahan gas yang dari Andaman sehingga kita bisa mengamankan pasokan suplai untuk dalam negeri. Kita bisa mewujudkan ketahanan energi di dalam negeri," pungkasnya.